ATIKAH

Love Is Sharing

Kami Siap. Kami Bergerak.

Teknologi Informasi dalam Kesehatan Masyarakat

Selamat malam.

Setelah sekian lama mengumpulkan niat untuk menulis, akhirnya malam ini baru menulis (lagi). Untuk posting perdana, saya ingin berbagi tentang teknologi informasi dalam kesehatan masyarakat karena saat ini saya sedang mengenyam pendidikan di salah satu fakultas kesehatan masyarakat perguruan tinggi negeri di Indonesia, sebut saja Universitas Diponegoro. (fkm.undip.ac.id)

Apa itu teknologi informasi? Menurut wikipedia, teknologi informasi merupakan teknologi apapun yang dapat membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebar informasi. Mungkin selama ini kita menganggap contoh dari teknologi informasi adalah komputer. Akan tetapi, kita melupakan mobile phone yang kita bawa kemana-mana (bahkan membuat orang gelisah saat mobile phone-nya mati) sebagai contoh dari teknologi informasi. (www.wikipedia.org)

Semua kalangan, baik anak-anak sampai lansia telah merasakan dampak dari teknologi informasi. Convergence (pengembangan), interoperability (efektivitas), simplicity (sederhana dan mudah), disintermediation (tidak perlu bantuan orang lain) merupakan daya tarik yang ditawarkan sehingga masyarakat menilai bahwa teknologi informasi merupakan sesuatu yang penting.

Pernah mendengar e-Health? Masyarakat mungkin tidak asing dengan istilah tersebut, akan tetapi istilah tersebut membuat saya bertanya-tanya dan menarik untuk dipelajari karena saya (baru) mendengarnya. Apa itu e-Health? e-Health merupakan istilah teknologi informasi dalam kesehatan.

Sejak kapan e-Health diterapkan? Menurut detiknas, e-Health telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2009. Detiknas sendiri merupakan lembaga yang dibentuk presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berperan dalam memajukan TIK di Indonesia dan e-Health merupakan salah satu penerapan dari tujuh flagship yang dimiliki detiknas. (www.detiknas.org)

Apa manfaat e-Health? Salah satunya adalah berperan dalam perumusan kebijakan kesehatan di Indonesia. Dengan adanya teknologi informasi, tenaga kesehatan dapat berkoordinasi tanpa memikirkan jarak dan waktu mengenai suatu wabah atau kejadian luar biasa di suatu daerah tertentu dan terbentuklah suatu keputusan untuk mengatasi kejadian tersebut dalam waktu yang singkat. Selain itu, penyajian data 10 penyakit terbanyak lebih cepat, memberi kemudahan dalam mengakses riwayat pasien atau medical record, memberikan kemudahan dalam mendeteksi suatu penyakit, memberikan kemudahan tenaga medis dalam upaya pelayanan kesehatan, bahkan menjaga lingkungan karena meminimalisir penggunaan kertas yang biasanya digunakan dalam pembuatan resep, rekam medis, daftar obat, dll. (www.kebijakankesehatanindonesia.net)

Dalam upaya preventif dan promotif, saat ini banyak iklan yang bertujuan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya membuat pola hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dan minum air putih. Dalam mengatasi masalah dinamika penduduk, iklan tentang ‘stop pernikahan dini’ atau ‘dua anak cukup’ yang saat ini tayang di televisi dan cukup menarik perhatian masyarakat sehingga menimbulkan persepsi dan mengajak masyarakat berpikir juga menjadi salah satu manfaat teknologi informasi dalam bidang kesehatan. Bahkan saat ini beberapa provider komunikasi menawarkan suatu program dalam bentuk message tentang kesehatan yang dikirimkan rutin setelah berlangganan. Hal ini menjadi bukti bahwa upaya preventif dan promotif dapat dikemas semenarik mungkin, diakses dimana saja dan kapan saja, bahkan semua orang bisa menjadi bagian dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia melalui teknologi informasi.

Hal-hal diatas merupakan beberapa manfaat teknologi informasi dalam kesehatan diantara banyaknya manfaat yang ditawarkan. Akan tetapi, keberhasilan implementasi e-Health harus didukung oleh semua pihak atau stakeholder terkait dalam bentuk komitmen, baik pihak asuransi, penyedia pelayanan kesehatan, maupun pemerintah. Sumber daya manusia dalam menggunakan kecanggihan teknologi informasi tersebut juga harus diperhatikan, seperti memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan mulai dari pemilihan alat, penggunaan alat, maupun pengolahan data sehingga kesalahan yang bisa berakibat pada suatu kefatalan dapat diminimalisir bahkan dihilangkan. Ketergantungan akan teknologi informasi juga harus dikendalikan. Jangan sampai kemudahan yang ditawarkan mematikan semangat untuk mencari dan memberi (contoh : penelitian) para tenaga kesehatan melihat banyaknya jurnal yang dapat diunduh dengan bebas mengenai kesehatan. Manfaatkan sebagaimana mestinya, cari dan kembangkan, serta komitmen merupakan hal yang mendukung keberhasilan teknologi informasi dalam bidang kesehatan masyarakat.

Sekian. Terima Kasih.

DO IT !

do it however it's hard to start "For better live"

The ISA Journal

Anecdotes and tales from ISA students and the latest news in study abroad